The Physical, Chemical, and Biological Characteristics of Anopheles sp. a Potential Breeding Place in Puskesmas Hanura Working Area

Authors

  • Septilia Sugiarti
  • Riyan Wahyudo
  • Betta Kurniawan
  • Jhons Fatriyadi Suwandi

DOI:

https://doi.org/10.53089/medula.v10i2.66

Keywords:

Anopheles sp., breeding place, malaria

Abstract

Malaria is an infectious disease transmitted through mosquitoes and has become a health problem both in the world and Indonesia especially in Lampung. The population of the malaria vector is strongly influenced by the location of the breeding place. This study will examine the characteristics of breeding place of Anopheles sp as the malaria vector. This was an observational descriptive study conducted in the work area of Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. The physical characteristics has done by measuring temperature and water depth, the chemical characteristics by measuring pH and water salinity, and the biological characteristics by looking at organisms found at the sampling site. The breeding places are damaged boat, lagun, ditch, rice fields and abandoned ponds. The characteristics of the breeding palces are water temperature 29.5-32.4°C, water depth 10.1-28.6 cm, pH 5-6.6, salinity 0-9.3. Predators found in the breeding place are Aplocheilus panchax (tin head fish), Gambusia affinis (Cere Fish), Culex sp. (larvae stages), Aedes sp. (larvae stages), and water plants Ocsillatoria sp. (alga), Spirogyra (alga). Physical, chemical, and biological characteristics of Anopheles sp. breeding place in Puskesmas Hanura working area are optimum characteristics for Anopheles sp. breeding.

References

Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran.. Profil kesehatan Kabupaten Pesawaran. Pesawaran: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran; 2016.

Hermawan D. Hubungan keberadaan tempat perindukan nyamuk dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kejadian malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2015. J Medika Malahayati. 2016; 3(4):190-6.

Yamko, Ridwan. Pola Spasial Daerah Perindukan Nyamuk Malaria dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Halmahera Tengah [Thesis]. Makasar. Universitas Hasanuddin; 2009.

Ernawati K, Achmadi UF, Soemardi TP, Thoyyib H, R, Sri Mutia. 2012. Tambak terlantar sebagai tempat perindukan nyamuk di daerah endemis malaria (penyebab dan penanganannya). Jurnal Ilmu Lingkungan. 10(2):54-63.

Lestrari E. Karakteristik Tambak Terlantar Sebagai Tempat Perindukan Larva Anopheles sp. di Wilayah Kerja Puskesmas Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran; 2017.

Pebrianto AM. Hubungan pekerjaan yang menginap di hutan dengan kejadian malaria di Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah [Thesis]. Jakarta: Pascasarjana IKM Universitas Indonesia 54 hlm; 2008.

Depkes RI. Kunci bergambar jentik Anopheles sp di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman; 2001.

Harmendo. Faktor resiko kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka [Thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang; 2008.

Septiani L. Studi ekologi tempat perindukan vektor malaria di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Universitas Lampung; 2012.

Suwito, Upik KH, Singgih HS, Supratman S. Hubungan iklim, kepadatan nyamuk Anopheles sp dan kejadian malaria. J. Entomol. Indonesia. 2010; 7(1): 42-53.

Sopi IIPB, Kazwaini M. Bionomik Anopheles sp. di Desa Konda Maloba, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2014; 13(3):240–54.

Febriani, Devita. Studi Fauna Vektor Malaria di Daerah Endemis Malaria Desa Way Muli Kabupaten lampung Selatan. Lampung:Universitas Malahayati; 2011.

Ernamaiyanti, Adnan K, Zainal A. Faktor-faktor ekologis habitat larva nyamuk anopheles di Desa Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Journal of Enviromental Sicience. 2010; 2(4):92–102.

Hakim L. Malaria: epidemiologi dan diagnosis. Aspirator. 2011; 3(2):107–16.

Setyaningrum E, Rosa E, Muwarni S, Andananta K. Studi ekologi perindukan nyamuk vektor malaria di Desa Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan; 2008.

Depkes RI. 2004. Pedoman ekologi dan aspek perilaku vektor. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantas Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (DITJEN PPM dan PLP).

Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. 2011. Parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: FK UI.

Prabowo, Arlan. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara; 2004.

Harijanto. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi klinis dan Penanganan. EGC. Jakarta; 2009.

WHO. Manual on practical entomology in malaria. Geneva: WHO;1975.

Huynh, M and N. Serediak. Algae Identification Field Guide. Canada: Agriculture and Agri-Food; 2006.

Published

2020-09-19

How to Cite

Septilia Sugiarti, Riyan Wahyudo, Betta Kurniawan, & Jhons Fatriyadi Suwandi. (2020). The Physical, Chemical, and Biological Characteristics of Anopheles sp. a Potential Breeding Place in Puskesmas Hanura Working Area. Medical Profession Journal of Lampung, 10(2), 272-277. https://doi.org/10.53089/medula.v10i2.66

Issue

Section

Artikel