Factors that Influence the Success of Therapy for Leprosy Patients

Authors

  • Nabilla Alsa Sagia Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
  • Dwi Indria Anggraini Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
  • Anggraeni Janar Wulan Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
  • Hendra Tarigan Sibero Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.53089/medula.v14i2.937

Keywords:

leprosy, the success of therapy, MDT treatment, RFT

Abstract

Leprosy is a chronic granulomatous infectious disease caused by the obligate intracellular bacterium Mycobacterium leprae (M. leprae). This disease comes from the Latin word "lepros" which means scale. M. Leprae bacteria enter the human body through 2 main routes, namely through the skin and the upper respiratory tract. Leprosy bacilli enter the human body through direct contact with the skin or nasal mucosa originating from droplets. Bacteria from droplets will survive for 2 days in a dry environment, even up to 10 days in a humid environment and low temperatures. The success of therapy for Morbus Hansen patients is expressed by RFT (Release from Treatment). RFT can be stated after the dose is fulfilled without having to undergo laboratory examination. PB (paucibacillary) patients who have received 6 doses (blister) of treatment within 6-9 months are declared RFT, without having to undergo a laboratory examination. MB (multibacillary) patients who have received 12 doses (blister) of MDT treatment within 12-18 months are declared RFT, without having to undergo a laboratory examination. The factors that play a role in the success of therapy for leprosy patients are age, gender, education, employment, knowledge, compliance with taking medication, and family support.

References

Gunawan H, Achdiat PA, Marsella R. Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyakit Kusta dan Komplikasinya pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 2018;7(2): 101-105.

Yang J, Li X, Sun Y, Zhang L, Jin G, Li G, Zhang S, Hou K, Li Y. Global epidemiology of leprosy from 2010 to 2020: A systematic review and meta-analysis of the proportion of sex, type, grade 2 deformity and age. Pathogens and Global Health. 2022;116(8): 467-476.

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Kusta; 2019.

Oeleu M, Purnawan S, Sir AB. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Pengobatan Pasien Kusta. Media Kesehatan Masyarakat. 2022;4(1): 1-17.

Siswanto, Asrianti T, Mulyana D. Neglected Tropical Disease Kusta Epidemiologi Aplikatif. Samarinda: Mulawarman University Press; 2020.

Kemenkes RI. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan; 2012b.

Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012a.

Meru S, Winarsih S, Suharsono T. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta dengan Kepatuhan Minum Mdt (Multidrug Therapy) pada Pasien Kusta di Puskesmas Kejayan dan Puskesmas Pohjentrek Kabupaten Pasuruan. Majalah Kesehatan FKUB. 2017; 4(1): 17-29.

Kora B. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jurnal MKMI. 2013; 236-242.

Wijayanti J. Gambaran Faktor Host dan Lingkungan Fisik Rumah pada Penderita Kusta di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2017;2(4): 34-40.

Martomijoyo, Riyanto. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Kusta pada Penduduk di Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu Tahun 2012. Jurnal Penelitian, 2014;2(11): 35-43.

Amaliah R, Yuniati L, Roem NR, Vitayani S, Setiawati S. Karakteristik Penderita Lepra (Kusta) yang Menjalani Pengobatan Rawat Jalan di Puskesmas Tamalate Makassar Periode 2018-2021. Fakumi Medikal Journal. 2023;3(5): 357-365.

Amirudin MD. Penyakit Kusta Sebuah Pendekatan Klinis. Surabaya: Brilian Internasional; 2012.

Suki AAF, Pakan PD, Kartikahadi AD. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Kusta di Kota Kupang Tahun 2017. Cendana Medical Journal. 2018;15(3): 304-316.

Ramadhani DS. Determinan Kejadian Penyakit Kusta di Wilayah Keja Puskesmas Kecamatan Limo Tahun 2013; 2013.

Kar S, Pal R, Bharati DR. Understanding non-compliance with WHO-multidrug therapy among leprosy patients in Assam, India. Journal of Neurosciences in Rural Practice. 2010;1(1): 9-13.

Tuturop KL, Adimuntja NP, Borlyin DE. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta di Puskesmas Kotaraja. Jambura Journal of Epidemiology. 2022;1(1): 1–10.

Khotimah M. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Minum Obat Kusta. Unnes Journal of Public Health. 2014;3(2): 1-5.

Published

2024-02-06

How to Cite

Sagia, N. A., Anggraini, D. I. ., Wulan, A. J., & Sibero, H. T. (2024). Factors that Influence the Success of Therapy for Leprosy Patients. Medical Profession Journal of Lampung, 14(2), 355-359. https://doi.org/10.53089/medula.v14i2.937

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>